Pentingnya Penguatan Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Siswa Sekolah

  (Memperingati hari lingkungan hidup se-Dunia 5 Juni 2015)
 Oleh : G. Gunawan

Isu lingkungan hidup saat ini sudah menjadi perspektif global dan menjadi agenda besar semua negara-negara di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Issu lingkungan seperinya selalu menjadi persoalan yang rumit dan tidak pernah terselesaikan dalam tatanan kehidupan, ibarat benang yang kusut sulit mencari titik awal dan akhir. Timbulnya permasalahan ini tentu ada banyak faktor yang saling mempengaruhinya, diantaranya kebutuhan manusia yang terus meningkat serta pertambahan jumlah penduduk dunia dari waktu ke waktu. Adanya ketidakselarasan antara kebutuhan manusia dengan lingkungan, serta pertambahan penduduk dunia yang terus meningkat berimplikasi terhadap keberadaan pasokan pangan dunia yang terus menipis, akibatnya muncul dorongan manusia melakukan eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali. Timbunya ketimpangan antara kelestarian dengan kebutuhan manusia inipun pernah menjadi agenda dalam KTT Rio de Jeneiro di Brazil pada tahun 1992. Konfrensi tersebut menghasilkan sebuah Deklarasi Rio de Jeneiro yaitu gagasan kebutuhan kebutuhan pokok manusia dalam menopang hidup dan keterbatasan kemampuan lingkungan baik masa sekarang maupun masa depan. Hasil dari kesepakatan ini tentunya memberikan arahan kebijakan terhadap negara- negara lain untuk tetap memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya dengan mengekpolitasi sumber daya namun harus melestarikan lingkungan dimasa yang akan datang.
Permasalahan lingkungan dalam isu global memang bukan isu baru dan terjadi pada abad ini saja, akan tetapi permasalahan ini sudah terjadi sejak lama dalam sejarah krisis lingkungan dunia. Menurut beberapa literatur kemunculan krisis lingkungan dunia terjadi pada abad 18 sejak meletusnya revolusi industri di Inggris, saat itulah beberapa negara industri maju di Eropa mengalami degradasi lingkungan akibat banyaknya ekspolitasi sumber daya alam yang berlebihan untuk kebutuhan pembangunan industri. Perubahan orientasi masyarakat yang berawal dari sektor pertanian menjadi industri telah membawa dampak besar pada perubahan lingkungan sekitarnya. Diversifikasi sektor pertanian ke sektor industri ini menjadikan keprihatinan bangsa, disisi lain bahwa industri akan membawa angin segar terhadap kemajuan negara dengan meningkatnya pendapatan perkapita, namun dampak lain justru menjadi sebuah bencana terhadap hilangnya ekosistem serta rusaknya lingkungan ekologis dunia.
Masalahan lingkungan dari waktu ke waktu sepertinya semakin kompleks, jika pada abad sebelumnya masalah lingkungan terfokus pada ekspolitasi sumber daya alam yang tak terkendali, namun permasalahan lingkungan saat ini justru lebih seruis lagi, mencakup semua lapisan kehidupan di bumi (geosfer) pada kurun waktu yang singkat dengan effect yang menyeluruh. Sebagai contoh kita lihat kerusakan pada lapisan atmosfer saat ini misalnya ; terjadinya Green house effect (efek rumah kaca), Global warming (pemanasan global), Acid Rain (hujan asam), menipisnya lapisan ozon, El Nino (musim panas berkepanjangan) dsb. Kerusakan lapisan atmosfer ini akibat dari aktifitas kegiatan manusia sehari hari yang tidak terkendali dan tidak memperhatikan lingkungan. Hal lain juga terjadi pada lapisan litosfer misalnya ; Terjadinya degradasi lahan akibat ilegal loging, Pencemaran tanah akibat pestisida dan sampah fisik, Kebakaran hutan yang diakibatkan kemarau berkepanjangan, Terjadinya longsor akibat hilangnya daerah resapan air, Serta lahan tandus yang diakibatkan ladang berpindah. Salah satu penyebabnya kerusakan lapisan litosfer ini juga adalah aktifitas ekonomi manusia tanpa memperhatikan resiko terhadap ekosistem yang ada serta gaya hidup manusia yang hedonisme. Sedangkan kerusakan yang lainnya juga terjadi pada lapisan hidrosfer (air di bumi) misalnya; Terjadinya banjir akibat fungsi sungai yang kurang baik dan perubahan fungsi lahan, Tejadinya intrusi air asin, Hilangnya air tanah dangkal (freatis) akibat industri dan perhotelan, Pencemaran sungai akibat pembuangan limbah pabrik dan sampah rumah tangga, dan masih banyak lagi. Kondisi ini yang menjadi keprihatinan masyarakat dunia, Oleh sebab itu salah satu bentuk kerpihatianan tersebut negara-negara yang tergabung dalam organisasi PBB seringkali membuat agenda besar tentang isue lingkungan hidup, misalnya yang pernah dilakukan yaitu ; Deklarasi Rio de Janeiro di Brazil 1992, Deklarasi Nairobi 1982, Deklarasi Tbilisi 1977 serta Deklarasi Stockholm yang diselenggarakan di Stockholm, Swedia 1972 mengenai lingkungan hidup dan manusia, Konfrensi ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global dalam mengambil tindakan positif pada lingkungan. Hal lain juga bahwa hasil dari konfrensi menetapkan pada tanggal 5 Juni sebagai hari lingkungan hidup se-Dunia.
Sejalan dengan itu, Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan tentu berperan aktif serta berupaya semaksimal mungkin dalam mendukung masyarakat menanamkan kesadaran terhadap lingkungan, karena hal ini sudah di gariskan pada haluan negara (GBHN) serta UU Pelestarian lingkungan Hidup. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah diantaranya; Pencegahan pencemaran air,udara, dan tanah, ; Rehabilitasi Lahan Kritis,; Reklamasi lahan pantai dan terumbu karang, pembuat taman nasional, cagar alam dan suaka margasatwa,; menetapkan UU lingkungan hidup serta menindak para perusak lingkungan. Namun salah satu program rintisan paling mengena dalam meningkakan kesadaran masyarakat yaitu program rintisan pengajaran lingkungan hidup di tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi yang dikoordinasi oleh Meneg PPLH (Menteri Negara Pengawasan Lingkungan Hidup) di tahun 1977-1978 sampai saat ini. Langkah pemerintah ini tentu sangat bagus dan patut diapresiasi oleh kita semua, karena pemerintah sudah tepat dengan strateginya, melalui pendidikan tentunya masyarakat Indonesia akan memiliki karakter bangsa yang sesungguhnya tertutama dalam menanamkan ideologis cinta terhadap lingkungannya.

Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Kurikulum Sekolah
Menurut UNESCO pada Deklarasi Tbilisi, 1977 bahwa; Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses untuk membangun populasi manusia di dunia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan total (keseluruhan) dan segala masalah yang berkaitan dengannya, dan masyarakat yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku, motivasi serta komitmen untuk bekerja sama, baik secara individu maupun secara kolektif , untuk dapat memecahkan berbagai masalah lingkungan saat ini, dan mencegah timbulnya masalah baru. Kutipan diatas sangatlah jelas bahwa pendidikan lingkungan hidup merupakan sebuah proses yang terus menerus membentuk manusia menjadi agen perubahan serta peduli dalam lingkungan, baik bersifat lokal maupun global. Harapan ini tentunya menjadi amanat bagi sebuah lembaga yang bersifat formal maupun informal.

Pendidikan Lingkungan Hidup di lembaga formal (sekolah) di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak lama, pada tahun 1990-an Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menintegrasikan pendidikan lingkungan hidup dalam semua pelajaran, mulai jenjang pendidikan SD, SMP, SMA hingga Sekolah Tinggi. Hal ini tentunya bertujuan untuk memperkuat serta meningkatkan kesadaran siswa–siswi dalam memperlakukan lingkungannya. Saat ini pun pendidikan lingkungan hidup masih tetap ada dalam kurikulum yang terintegrasi dalam beberapa pelajaran seperti, Geografi, Biologi, IPS, IPA, Pkn, PAI, dan mata pelajaran lainnya, akan tetapi pada praktiknya dan kenyataan di lapangan materi lingkungan hidup yang terintegrasi ini sulit untuk di aplikasikan pada beberapa mata pelajaran, kebanyakan guru hanya bisa memberikan materi bentuk teori semata, padahal bahwa untuk menanamkan kesadaran terhadap lingkungan bukan hanya sebatas memahami dalam teorinya saja, oleh sebab itu kiranya perlu adanya pemisahan kembali menjadi ilmu yang tersendiri seperti yang pernah dulu dilakukan yaitu sebagai mata pelajaran PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup) sehingga dalam pelaksanaannya akan lebih fokus dalam kajian dan aplikasinya di lapangan. Karena kita ketahui bahwa pendidikan lingkungan hidup ini perlu adanya kegiatan yang bersifat aplikatif serta praktek langsung di lapangan, agar pembelajaran ini menjadi lebih utuh.

Adapun strategi pembelajara untuk menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan melalui pembelajaran saat ini, misalnya dengan sebuah project yang diberikan guru kepada anak dalam sebuah kegiatan tertentu. Contohnya kegiatann fieldtrip; dengan kegiatan ini siswa diajak ke lapangan untuk menganalisis serta mengidentifikasi fenomena alam, disitulah siswa dapat mengaplikasikan teori di kelas dan di lapangan sehingga mereka bisa menyimpulkannya dari hasil pengamatannya, kegiatan ini tentu tidak sulit bagi guru sebagai fasilitator siswa, hanya saja yang perlu dipertimbangkan adalah waktu dan tempat. Kegiatan ini juga tentunya akan menumbuhkan karakter kepedulian siswa terhadap lingkungannya. Selain itu aksi kampanye lingkungan juga dapat memberikan sikap heroik siswa terhadap permasalahan lingkungan terkini, pada peringatan hari besar lingkungan misalnya hari bumi- se dunia, hari air, hari ozon, serta hari lingkungan hidup. Pada kegiatan ini guru bersama siswa dapat menagendakan untuk melakukan aksi kampanye, baik di lingkungan sekolah maupun di jalanan, bentuk aksi ini bisa dalam berbagai bentuk kegiatan misalnya membuat poster, leaflet, stiker, melakukan seminar atau yang lainnya yang berhubungan dengan lingkungan, dengan kegiatan ini diharapkan siswa mampu memiliki jiwa semangat, percaya diri serta cinta terhadap lingkungannya. Contoh lainnya juga yaitu Gerakan menanam pohon; aksi ini mungkin sudah banyak dilakukan oleh kalangan sekolah, baik yang berafiliasi dengan LSM lingkungan atau perusahaan sebagai donaturnya, akan tetapi jika kegiatan ini dilakukan sebagai sebuah rutinitas maka akan semakin tertanam dalam diri setiap siswa, Sehingga rasa kecintaan terhadap lingkungan akan semakin kuat dan melekat. Membuat video tentang lingkungan; project ini mungkin agak sedikit sulit untuk dilakukan seorang siswa, karena hubungannya dengan keberadaan fasilitas yang ada, akan tetapi jika dilakukan dengan sungguh-sungguh maka project ini bisa saja dilakukan karena dengan perangkat sederhana pun seperti menggunakan video hanphone bisa dibuat tinggal bagaimana mengolahnya. Pada pembuatan video ini yang terpenting adalah pesan yang disampaikan (pesan moral) dapat diterima oleh penontonya. Hasil dari kegiatan ini tentunya akan menjadi sebuah kebanggan bagi para siswa sebagi director film, dan menjadikan sebuah pengalaman yang bisa menjadi bekal dimasa yang akan datang. Masih banyak lagi tentunya project-project yang dapat dilakukan oleh guru dalam melalukan kegiatan siswanya yang bersifat positif dan lebih menarik pada pembelajaran. Hal yang terpenting tentunya adalah pendidikan lingkungan hidup perlu ditanamkan secara terus menerus kepada generasi saat ini, karena merekalah yang akan menjadikan lingkungan ini lebih baik atau sebaliknya di masa yang akan datang.


EmoticonEmoticon