TULISAN UNTUK PANDEGLANG

Refleksi 141 Tahun Kota Pandeglang
(Dalam Rangka HUT Kabupaten)
Oleh : G. Gunawan
Kabupaten Pandeglang merupakan daerah yang berada di Provinsi Banten, dengan ibukotanya yaitu Pandeglang. Secara geografis Kabupaten Pandeglang berbatasan dengan Kabupaten Serang di utara, Kabupaten Lebak di Timur, serta Samudera Hindia di sebelah barat dan selatan. Sedangkan secara astronomis letak Kabupaten Pandeglang berada di ujung barat pulau Jawa dengan koordinat 60 21' - 70 10' LS 1040 48'- 1060 11' BT. Luasnya kurang lebih 3.746,90 km2 yang mencakup 35 Kecamatan dan 335 kelurahan (data BPS 2010). Secara geomorfologis Kabupaten Pandeglang meliputi wilayah daratan rendah dan daratan bergelombang serta laut dan pegunungan di wilayah barat dan selatan. Ditinjau dari aspek fisiografis Kabupaten Pandeglang memiliki beragam penampakan wilayah yang sangat lengkap mulai dari pegunungan, pantai, pulau, sungai, serta danau yang tersebar diberbagai daerah.
Saat ini,Kab Pandeglang sudah memasuki usia 141 tahun sejak (2 April 1874 – 1 April 2015), menurut sejarah pendirannya, sebenarnya di jaman dulu, kabupaten ini sudah dijadikan sebagai pusat pemerintahan oleh Hindia Belanda. ini sesuai dengan beberapa sumber literatur yang menjelaskan pada tahun 1828 : Pandeglang merupakan Pusat Pemerintahan Distrik; Pada tahun 1874 : Pandeglang merupakan Kabupaten; Pada tahun 1882 : Pandeglang merupakan Kabupaten dan Distrik Kewedanaan; selanjutnya Pada tahun 1925 : Kabupaten Pandeglang telah berdiri sendiri (memiliki otonomi). Sama halnya dengan surat keputusan dari Hindia Belanda yang menyatakan bahwa Pandeglang sebagai kota kabupaten yaitu berdasarkan Staatsblad 1874 No. 73 Ordonansi tanggal 1 Maret 1874, dan berlaku 1 April 1874 yang membagi 9 Distrik atau Kewedanaan, Pembagian daerah tersebut diantaranya : Kewedanaan Pandeglang; Kewedanaan Baros; Kewedanaan Ciomas;Kewedanaan Kolelet; Kewedanaan Cimanuk; Kewedanaan Caringin; Kewedanaan Panimbang; Kewedanaan Menes; dan Kewedanaan Cibaliung. Bahkan Jauh dijaman sebelumnya, di kota ini pernah berdiri Kerajaan yang cukup tua sebelum kerajaan Kutai yaitu Kerajaan Salakanagara, ini menandakan bahwa kota Pandeglang merupakan cikal bakal kerajaan-kerajaan yang lainnya di Indonesia, namun beberapa literatur belum cukup untuk membuktikannya. Dari fakta tersebut tentunya kota ini sudah cukup lama berdiri, ibarat umur manusia kota ini sudah cukup dewasa bahkan sangat matang. Seharusnya kota ini sudah berkembang lebih dulu dibanding dengan kota-kota lain yang umurnya masih baru didirikan. tolak ukur perkembangan sebuah kota memang bukan karena usia atau lamanya pendirian kota tersebut, akan tetapi alangkah legowonya jika kita jadikan indikator tersebut menjadi pemicu untuk berusaha memperbaiki kelemahan pemerintah dalam kebijakannya untuk mengembangkan daerah yang terus tertinggal. Atau bisa saja kita membandingkan kota lain yang setiap saat terus membenahi daerahnya untuk kemajuan pembangunan.
Perkembangan sebuah kota tentu berbeda-beda setiap wilayahnya, ada yang bersifat revolusioner, dan ada juga yang berkembang secara evolusioner. Salah satu perkembangan kota yang bersifat revolusioner di Indonesia yaitu Riau (Pekan Baru), kota ini memiliki pertumbuhan serta perkembangan tercepat menjadi kota metropolitan, hal ini dikarenakan adanya sumberdaya minyak yang melimpah, bahkan biaya hidup di kota ini sangat tinggi dibandingkan kota-kota lain di indonesia. Ada juga kota yang lainnya yaitu Batam (Kep Riau) ; juga merupakan kota yang termasuk paling cepat mengalami perkembangannya, hal ini juga didukung karena wilayahnya sebagai pabean, dimana kota ini menjadi tempat persinggahan kapal-kapal dari negara lain,seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura. Begitu juga Kalimantan Timur, yang kaya akan sumber daya timah dan logam nya menjadikan kota ini berkembang secara pesat diantara kota lain di pulau Boreno. Tentu masih banyak lagi kota yang dianggap memiliki perkembangann tercepat di Indonesia pada saat ini seperti Bangka Belitung, Makassar, Palembang dsb. Hal ini tentunya ada banyak faktor yang bisa mendorong perkembangan sebuah kota, seperti yang dikutip dari Branch (1995) sebuah kota bisa berkembang tergantung dari faktor berikut yaitu ; 1) Keadaan geografis, 2). Site 3).Fungsi Kota, 4). Sejarah dan Kebudayaan, serta 5). Fasilitas Umum. Menurutnya, faktor geografis akan mempengaruhi fungsi dan bentuk fisik kota, jika kota difungsikan sebagai pusat distribusi barang maka kota tersebut harus terletak di simpul jalur transportasi, pertemuan jalur transportasi regional atau dekat pelabuhan laut. Berkaitan dengan ini, kondisi geografis kabupaten Pandeglang sangat mendukung dalam pengembangan kota. hal ini karena berada pada posisi diantara pulau Jawa-Sumatera, Iklim dan cuacanya bagus, kondisi tanah yang subur, Bentuk morfologi serta Sumber daya alamnya mendukung, mulai dari dataran rendah hingga laut terdapat di daerah ini. Alalagi jika pemerintah daerah menciptakan pusat-pusat pertumbuhan di setiap Kecamatan, maka akan timul “urban sprawl” yaitu kondisi dimana adanya perembetan fisik ke luar daerahnya, arah perkembangan ini bisa dalam bentuk pembangunan atau perembetan aktivitas ekonominya. Sebagai contoh misalnya pemerintah membangun pusat TPI (Tempat Pelelangan Ikan) terbesar di Kecamatan Labuan atau Panimbang, Sentra Pusat kerajinan Golok (di Cadasari), Sentra Pusat Makanan khas (Kec Menes, Cikedal ) Pasar Tradisional Hasil Bumi (Munjul, , Picung, Bojong dsb). Dengan dibangunnya hal tersebut maka setidaknya akan mempengaruhi serta memunculkan roda perekonomian yang merata di setiap daerah atau adanya peningkatan pendapatan bagi masyarakat sekitarnya, pembangunan pusat-pusat tersebut tentu berdasarkan keadaan alam serta masyarakatnya yang menekuni dalam bidang tertentu. Faktor kedua yaitu Site menurutnya, jika sebuah kota berlokasi di daratan yang rata akan mudah berkembang kesemua arah, sedangkan yang berlokasi di pegunungan biasanya cenderung lebih sulit karena faktor topografi. Hal ini mungkin salah satu alasan mengapa ibu kota kabupaten Pandeglang kurang berkembang dalam inti kotanya, karena lokasi ibukota kabupaten berada di daerah yang agak tinggi, sehingga kesulitan dalam memperluas pengembangkannya, namun hal ini bisa saja dilakukan dengan pengalihan pengembangan kota ke daerah yang lebih landai atau ke daerah yang secara posisinya berada di tengah-tengah daerah lainnya, misalnya memindahkannya ibukota kabupaten dari kecamatan Pandeglang ke Kecamatan Menes, alasannya ini tentu karena posisi yang strategis, dan lebih terjangkau oleh kecamatan lain yang berada di wilayah Pandeglang selatan, dengan posisi seperti ini juga akan lebih mudah kecamatan lain dalam mengurusi administrasi serta pelayanan dalam birokrasi pemerintahnya tidak seperti saat ini yang menjadi keluhan masyarakat selatan dalam mengurusi administrasinya.
Fungsi kota juga merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan kota-kota yang memiliki multi fungsi, biasanya secara ekonomi akan lebih kuat dan akan berkembang lebih pesat dari pada kota berfungsi tunggal, misalnya kota pertambangan, atau kota yang berfungsi sebagai pusat perdagangan, biasanya juga berkembang lebih pesat dari pada kota berfungsi lainnya; berkaitan dengan ini, kabupaten Pandeglang seharusnya sudah jauh berkembang dibanding kota lain, hal ini dikarenakan kota Pandeglang bisa berperan multifungsi, artinya fungsi kota ini bisa didesain sedemikian rupa sesuai dengan daya dukung alamnya, Misalnya kota ini bisa difungsikan kota agraris, pertambangan, pariwisata, pendidikan, perikanan, perekonomian dsb. Sehingga dengan kota yang multifungsi tersebut akan lebih cepat berkembang. namun hal ini juga, tergantung bagaimana kebijakan pemerintah serta dukungan semua masyarakatnya berupaya dalam menumbuhkan fungsi-fungsi tersebut.
Branch juga menegaskan bahwa sejarah dan kebudayaan bisa mempengaruhi karekteristik fisik dan sifat masyarakat kota. Kota yang sejarahnya direncanakan sebagai ibu kota kerajaan akan berbeda dengan perkembangan kota yang sejak awalnya tumbuh secara organisasi. Kepercayaan dan kultur masyarakat juga mempengaruhi daya perkembangan kota. Berkaitan dengan ini kota Pandeglang sangat terkenal dengan masyarakat agamis bahkan julukannya kota santri, hal inilah menjadi pondasi dan modal bagi pembangunan, jika pemerintah dapat mengakomodir serta merancang bagaimana kebudayaan serta kultur masyarakatnya menjadi nilai plus, maka kota ini akan lebih kuat serta kokoh dalam menyongsong masa depan pembangunan sebuah kota, yang modern, agamis dan sejahtera. Masyarakat yang fanatik biasanya akan lebih konservatif dalam kebudayaan, sehingga jika datangnya nilai-nilai yang bertentangan dengan tradisi, adat serta keyakinan ini akan sulit berkembang. Oleh sebab itu nilai tradisi dan kepercayaan bisa menjadi penopang serta penyeimbang dalam pembangunan sebuah kota. Yang terakhir, yaitu sebuah kota akan berkembang atau tidak, tergantung dari keberadaan fasilitas umum misalnya banyaknya jaringan jalan, penyediaan air bersih, jaringan telpon, teminal, bandara, pelabuhan, jaringan internet dsb, ketersediaan unsur-unsur umum ini akan menarik kota kearah tertentu dan mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini juga sesuai dengan konsep indeks konektivitas yang menerangkan bahwa semakin banyak jaringan jalan dalam sebuah kota maka akan terjadi interaksi manusia yang sangat kuat. Sebagai contoh jika semua daerah di Kab Pandeglang memiliki akses jalan yang baik serta dapat dihubungkan dengan semua daerah lainnya, maka akan timbul pergerakan barang dan manusia dengan mudah, efeknya roda perekonomian akan menjadi lebih berkembang dan distribusi barang lebih lancar, serta mobilitas penduduk yang lebih luas.
Dari uraian diatas tentu harus menjadi refleksi satu abad lebih kota kabupaten Pandeglang berdiri, sebagai masyarakat kecil, kita semua menunggu perubahan cepat serta perkembangan yang memihak pada kesejahteraan semua, bukan menunggu lama perubahan itu terjadi. Masyarakat sadar bahwa perubahan itu tidak mudah seperti membalikan telapak tangan namun setidaknya masyarakat berharap pada pemimpin yang telah dipilih untuk mengemban amanah rakyat dalam mengurusi daerah ini, masyakarat selalu berharap pembangunan yang merata, perekonomian yang maju, Kesejahteraan guru dan pendidikan yang baik, kesehatan yang terjamin dan masih banyak lagi harapannya ................. (Semoga).


EmoticonEmoticon